Kamis, 26 Januari 2017

Satu dari Tujuh Pasangan Alami Ketidaksuburan

Satu dari tujuh pasangan mengalami masalah dengan kesuburan. Akibatnya, pasangan tersebut sulit mendapatkan anak. Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan program bayi tabung.
“Tidak tahu persis penyebab infertilitas. Faktornya, utama yang datang ke tempat kami kebanyakan pasangan menunda waktu hamil,” sebut Dokter Spesialis Kandungan dan Kesuburan M Devindran, dokter RS Loh Guan Lye, Pulau Pinang, Malaysia di acara silaturahmi dengan sejumlah mantan pasiennya di Hotel Swissbell, belum lama ini.
 Faktor lainnya, sebut Devindran, karena tidak sedikit mereka yang mengalami ketidaksuburan karena prilaku hidup dan stres. Lingkungan polusi juga faktor yang bisa mengurangi kualitas telur dan sperma. Apalagi bagi mereka perokok.
Bahkan, satu hal yang masih kurang dipahami, banyak makanan saat ini mengandung dioksin atau hormon yang diberikan pada binatang peliharaan. Hormon itu akan merusak daging hewan, sehingga bisa merusak endokrin pria dan wanita. “Kita tidak tahu faktor mana yang mempengeruhi, yang lebih penting bagimana kita bisa membantu,” sebutnya.
Menurutnya, dikatakan mulai ada masalah kesuburan, jika 95 persen pasangan melakukan hubungan seks sebanyak 6-8 sebulan, tanpa alat kontrasepsi, seharusnya hamil dalam setahun. “Kalau tidak, biasanya ada masalah, dan harus diperiksa oleh dokter,” ucapnya.
Hasil gambar untuk Dr M Devindran
Bayi tabung
Dia menjelaskan, program bayi tabung pertama dilakukan di Inggris pada 1978. Program ini khususnya untuk pasangan, di mana wanita ada masalah seperti kedua tuba tersumbat atau masalah pria dengan sperma sedikit atau kurang berkualitas. Atau mereka yang sudah mencoba inseminasi, tapi tidak berhasil.
Secara teknis, jelas Devindran, dalam program bayi tabung, yang dilakukan, mencoba meniru apa seperti alami. Dalam proses kehamilan alami, sperma dilepaskan di faraj. Sperma berenang dalam rahim lewat tuba falopi dan bertemu telur sehingga terbentuk embrio. Embrio ini, di hari ke 6 menempel di dinding rahim dan membesar sebagai bayi.
“Dalam program bayi tabung, kita merangsang indung telur dengan obat agar menghasilkan satu telur. 8-15 telur. Telur dikeluarkan. Di hari yang sama telur disatukan dengan sperma. Esoknya, sudah diketahui berapa banyak telur itu menjadi embrio. Di hari ke 3-5 ditransfer embrio itu ke rahim istri,” jelasnya.
Secara umum, katanya, di rumah sakit tempat dia berpraktek itu, 48 persen wanita berhasil hamil. Bahkan, dari seluruh pasien yang program bayi tabung, 28 persen di antaranya berhasil sampai melahirkan.
“Di dunia ini, keberhasilan bayi tabung sampai melahirkan 25-30 persen. Di RS Loh Guan Lye, ada 28 persen hingga melahirkan,” ucapnya.
Seorang mantan pasien Dr Devindra, Nilawati (36) warga Medan yang hadir di acara itu mengakui, dia mengikuti program inseminasi dengan dokter tersebut.
“Saya memang ada masalah kesuburan. Jadi, dari awal langsung ikut program inseminasi dengan Dr Devindran. Saya berhasil. Anak pertama saya laki laki. Sekarang, saya hamil anak kedua dengan cara alami,” ucap Nilawati.
Staf Bussines Development Executive, Ratna menambahkan, acara tersebut merupakan silaturahmi antara Dr Devindran dengan mantan pasiennya yang berasal dari Medan.
Sejauh ini, dia mengaku, banyak pasien dari Medan (Sumut) yang berobat ke rumah sakit mereka. “Setidaknya ada 1000 pasien tiap bulan dari Medan,” sebut Ratna. (nai)

Referensi : Harian Analisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar